Tropical Peacock - Suguhkan Pesona Merak Bernuansa Tropis

Pulau Dewata, Bali selalu punya cara untuk membuat siapa pun jatuh cinta.Tidak hanya lewat keindahan alamnya, tapi juga lewat karya-karya kreatif yang ada di pulau itu. Dari seni, budaya, hingga fashion, Bali menjadi inspirasi bagi banyak orang agar mendapatkan ide yang segar dan penuh warna.

Salah satunya lewat brand lokal 'Cap Bali' yang konsisten selama 11 tahun menghadirkan koleksi pakaian bernuansa resort. Tahun ini, Cap Bali kembali hadir dengan koleksi terbarunya yang bertajuk 'Tropical Peacock'. Koleksi terbaru Cap Bali ini dihadirkan pada pagelaran Indonesia Fashion Week 2025 (IFW) di Jakarta. Cap Bali tidak hanya ingin memanjakan mata melalui desain bernuansa tropis yang khas, namun Cap Bali juga ingin mengajak semua orang untuk melihat lebih dalam melalui setiap helai kain dan motif yang digunakan. Di situ tertuang cerita tentang perempuan-perempuan hebat yakni para pengrajin lokal Bali di balik pembuatannya. Lewat tangan-tangan terampil mereka, setiap busana dibuat dengan penuh ketelatenan. Sehingga menjadikan koleksi ini bukan hanya soal gaya, tapi juga tentang keberdayaan, kehangatan, dan nilai-nilai yang hidup dalam setiap prosesnya.

Cap Bali berdiri sejak tahun 2014 lalu. Awalnya, sang pendiri yakni Putu Fitri Ertaningsih ingin menghadirkan koleksi pakaian yang memadukan nilai budaya Bali dengan kenyamanan gaya tropis. Semua proses dikerjakan secara mandiri, mulai dari menciptakan motif dengan teknik handprint atau sablon tradisional, mengolah kain tenun, hingga menjadikannya busana yang modern, fashionable, dan tetap nyaman dikenakan.

“Cap Bali dirancang untuk menyatu dengan iklim tropis dan gaya hidup santai, tapi tetap elegan. Koleksi ini sangat istimewa karena burung merak adalah simbol yang sering muncul dalam seni tari dan ukiran tradisional. Selain itu, ada sisi nostalgia pribadi, karena pertama kali melihat burung merak di masa kecil. Hal itu meninggalkan kesan mendalam bagi saya, warnanya yang indah dan gerakannya yang anggun menunjukkan rasa percaya diri yang kuat. Lewat koleksi ini, saya ingin membawa perasaan itu ke dalam karya, agar setiap pemakainya merasa cantik, percaya diri, dan bebas mengekspresikan dirinya,” ungkap Fitri.

Keindahan burung merak menjadi inspirasi koleksi terbaru Cap Bali. Sejak awal, Cap Bali selalu terinspirasi oleh kekayaan visual khas Bali. Mulai dari motif pewayangan, ukiran tradisional, hingga pepatran atau ornamen khas berbentuk daun, bunga, dan tumbuhan. Dalam koleksi terbarunya yang ditampilkan di IFW 2025, Cap Bali mempersembahkan 'Tropical Peacock', sebuah selebrasi visual yang memadukan keanggunan burung merak dengan semangat tropis Bali. Motif burung merak dihadirkan secara unik yang menyatu dengan pola-pola berirama menyiratkan kelembutan sekaligus kekuatan perempuan Bali. Dengan teknik handprint atau sablon tradisional, koleksi ini hadir dalam warna pastel seperti pink, biru langit, dan hijau daun yang memberikan nuansa segar dalam siluet feminin yang anggun.

Sebanyak tujuh koleksi perempuan dan dua koleksi pria dihadirkan Cap Bali lewat gaya kasual yang ringan dan nyaman. Setiap item dirancang untuk cocok dikenakan di iklim tropis Indonesia. Pakaian ini bisa digunakan untuk bersantai di pantai, hangout, hingga momen spesial bersama keluarga. Ini menjadi ciri khas Cap Bali dalam mengolah budaya lokal menjadi koleksi ready-to-wear yang modern dan relevan. Koleksi Tropical Peacock kini sudah tersedia di seluruh butik Cap Bali, termasuk di Beachwalk, Icon Mall, Discovery Mall Bali, hingga online store resmi Cap Bali mulai awal Juni 2025. 

Fashion Cap Bali berfokus pada kenyamanan saat digunakan dan itu menjadi salah satu ciri khasnya. Koleksi Fitri banyak menggunakan bahan rayon material ringan, lembut, dan sejuk yang breathable. Sehingga terasa cocok untuk cuaca panas atau kawasan tropis. Selain nyaman, pemilihan bahan rayon juga menjadi bagian dari komitmen Cap Bali terhadap keberlanjutan. Brand ini menerapkan prinsip less waste dengan cara memanfaatkan limbah tekstil seperti kain perca untuk diolah kembali menjadi produk yang bernilai ekonomis.

Selama lebih dari satu dekade, Cap Bali bukan hanya dikenal lewat desainnya, tapi juga lewat perannya dalam mendukung industri kreatif lokal, terutama bagi perempuan. Hingga kini, Cap Bali telah melibatkan lebih dari 100 pekerja, dengan 90% di antaranya adalah perempuan. Mereka berasal dari berbagai latar belakang pendidikan dan berdomisili di sekitar area workshop Cap Bali, yang berlokasi di Ubud dan Sanur. Banyak dari mereka adalah lulusan SMK jurusan Tata Busana yang awalnya hanya memiliki bekal dasar, dan kemudian mendapat pelatihan langsung serta tambahan keterampilan dari nol di Cap Bali.

 

cns news

SUBSCRIBE TO OUR MONTHLY NEWSLETTER TO GET THE LATEST UPDATES.