Costa menghadirkan citarasa Spanyol khas Catalan yang begitu berani di kawasan Jakarta Selatan. Hadirnya restoran ini bukan hanya sekadar sebagai restoran baru saja, tetapi menjadi sebuah perayaan atas hasil bumi terbaik dan masakan penuh jiwa. Restoran ini pun menjadi sebuah destinasi menarik untuk berkumpul, menikmati hidangan, dan berbagi pada orang terkasih.
Menghadirkan citarasa Spanyol dengan sentuhan kontemporer khas Catalan, Costa siap mendefinisikan ulang pengalaman bersantap premium di Jakarta berkelas, akrab, sekaligus segar dengan nuansa baru. Costa dipersembahkan oleh BIKO Group, penggagas dari Silk Bistro, Fujin Izakaya, dan Acta Brasserie. Costa mengusung filosofi Catalan, yakni 'Mar i muntanya' atau laut dan pegunungan. Visi ini diterjemahkan secara apik ke dalam hidangan persembahan Chef Ryan Theja yang merangkai hasil bumi dan laut melalui masakan penuh warna dan berbasis bahan segar. Dari kekayaan laut hingga hasil panen darat, setiap sajian mewujudkan penghormatan pada kesederhanaan, keaslian, dan kualitas bahan itu sendiri.
Perjalanan Kuliner Chef Ryan Theja
Chef Ryan Theja lahir dan besar di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kenangan masa kecilnya sangat erat dengan aroma laut dan hangatnya dapur keluarga. Dari kebiasaan mengikuti ibunya memasak hingga menikmati makan malam bersama keluarga, ia pun menemukan gejolak pada dunia kuliner.
Perjalanannya pun dimulai di Le Cordon Bleu Sydney, Australia, tempat ia meraih certificate three dalam bidang masakan. Berbekal fondasi tersebut, ia menajamkan keterampilannya di beberapa dapur ternama Australia, termasuk Bridge Room Restaurant dan Bennelong Restaurant yang ikonis di Sydney. Bakat dan dedikasinya kemudian membawanya ke pulau Dewata, Bali. Di tempat itu, ia muncul sebagai salah satu koki muda paling menjanjikan. Pernah menjadi Executive Chef di Bartolo, Uluwatu, ia pun kemudian melebarkan sayapnya di Lulu Bistrot.
Chef Ryan bukan hanya membuktikan diri sebagai praktisi dan pengiat kuliner saja, tetapi juga mampu mengangkat reputasi restoran tersebut hingga meraih penghargaan bergengsi seperti Tatler Best in Asia dan Travel + Leisure Best Restaurants in Indonesia.
Hadirkan Menu ala Pegunungan, Laut, dan Histori di Atas Piring
Menu yang ditawarkan di Costa selalu berganti mengikuti musim. Tujuannya untuk menonjolkan bahan paling segar dan beraroma terbaik dari pasar. Hidangan andalannya adaSteak Tartare, yang berupa olahan wagyu tartare di atas hash browns, dilengkapi dengan keju Manchego tua dan tuna sirip biru dari Bali. Bintang lainnya, ada Calamares al Ajillo dengan roti panggang kayu artisanal Costa, yang mampu membangkitkan nuansa santapan Catalan pedesaan dengan bahan sederhana yang ditingkatkan menjadi gigitan tak terlupakan.
Bagi pencinta hidangan laut, Costa menghadirkan pilihan seafood terbaik dengan ikan segar harian dari Oka yang berasal dari Fresh Fish Bali atau didatangkan langsung dari Toyosu Market di Tokyo. Sementara itu, olahan nasi bernama Arroz khas rumahan juga akan memanjakan lidah tamu Costa. Arroz di sini bisa disajikan dengan udang, daging babi Iberico, maupun variasi musiman. Itu semua menjadi bukti kepiawaian Costa dalam mengolah nasi dari dapur Mediterania.
Suasana Lebih dari Sekadar Bersantap
Selain bisa menikmati ragam hidangan musiman yang menggugah selera, Costa juga akan menghadirkan sebuah pengalaman dalam suasana berbeda. Saat memasuki restorannya, pengunjung akan menjumpai pilihan interior yang mencerminkan filosofi berkelas, hangat, dan sarat akan cerita. Mulai dari aroma panggangan kayu yang memenuhi ruangan, pelayanan yang sigap tapi santai, hingga suasana yang hommy dan nyaman.
Sebagai salah satu restoran unik di Jakarta, Costa menawarkan fleksibilitas untuk berbagai kesempatan. Keluarga dapat berkumpul dengan hidangan untuk berbagi atau sharing. Tamu dari kalangan eksekutif bisa menikmati makan siang berbalut bisnis nan elegan. Sementara yang datang bersama sahabat dan teman dapat bersantai di bar dengan ditemani pilihan wine dan kudapan. Costa pun berhasil menghadirkan pengalaman yang berkelas sekaligus santai, bergaya internasional tapi tetap berpijak pada nuansa lokal.