Gorangin: Gorengan Angin, Inovasi Gorengan Tanpa Minyak yang Harganya Terjangkau

Gorangin atau Gorengan Angin merupakan inovasi terkini dari menu gorengan yang dihadirkan tanpa minyak. Proses atau cara pembuatannya yang berbeda dari gorengan pada umumnya menjadikan menu ini terasa unik namun tetap mengedepankan rasa yang tetap lezat. 

Gorangin lahir dari budaya masyarakat Indonesia yang gemar menikmati gorengan dan menjadikannya sebagai bagian dari hidup. Mulai dari kuliner pinggir jalan, restoran, hingga di rumah, menu gorengan selalu punya tempat tersendiri. Namun, kini mulai bermunculan kekhawatiran akan dampak kesehatan akibat konsumsi minyak berlebih. Hal itu pun melahirkan inovasi baru Gorangin sebagai camilan (gorengan) tanpa minyak yang dirancang sebagai alternatif bagi masyarakat, khususnya kelompok ekonomi menengah ke bawah.

Meskipun rendah minyak, Gorangin tetap mengedepankan citarasa dan nilai budaya ngemil masyarakat Indonesia. Kehadiran Gorangin bukan untuk mengubah budaya makan gorengan masyarakat Indonesia, melainkan untuk memperkaya pilihan yang ada. Jadi, gorengan tetap menjadi bagian dari identitas kuliner Nasional, dan 'GORengan ANGIN' hadir sebagai bentuk adaptasi sekaligus mengenalkan teknologi baru dalam memasak sambil tetap menghormati selera lama.

Perbedaan utama Gorangin dibandingkan gorengan tradisional terletak pada metode atau cara memasaknya. Metode pembuatan Gorangin melewati proses memasak menggunakan air fryer yang nyaris tanpa minyak. Proses memasak ini pun mampu menghasilkan tekstur yang benar-benar kering dan rasa yang agak berbeda dari gorengan pada umumnya. Tekstur kering ini mungkin membuat sebagian besar konsumen merasa aneh, karena belum terbiasa dengan gorengan jenis ini. Tapi hal ini akan menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Gorangin untuk terus mengedukasi konsumen. Bahwa Gorangin yang teksturnya kering tetap memiliki citarasa enak dan bisa dijadikan pilihan camilan baru bebas minyak.

“Dengan kehadiran camilan baru ini, diharapkan masyarakat sadar bahwa ternyata ada alternatif gorengan yang tetap lezat, meskipun rendah minyak. Gorengan yang direndam minyak panas sudah punya tempat tersendiri di budaya kita, sedangkan camilan yang kami hadirkan yakni Gorangin merupakan upaya menghadirkan budaya baru tanpa mengganggu budaya lama. Harapannya ada pergeseran pola konsumsi masyarakat pada inovasi baru ini. Apalagi gorengan tanpa minyak ini konsisten memegang tiga kunci, yakni sebagai pilihan lebih sehat, enak, dan harganya terjangkau. Sebenarnya Gorangin tidak terlalu membangun citra ‘sehat’ secara eksplisit dalam brandingnya, karena persepsi tentang makanan sehat itu bisa sangat subjektif. Namun dari sisi rasa dan harga, kami benar-benar mengaturnya agar bisa diterima masyarakat luas,” kata Nur Patria, salah satu mitra atau penjual Gorangin

Gorangin: Tempetizer, Ubi-ubi Manja, Molennyaman, Risol Sama Sisi
Produk Gorangin: Tempetizer, Ubi-ubi Manja, Molennyaman, Risol Sama Sisi

Produk Gorangin dibuat dengan menekankan kualitas bahan dan penggunaan bumbu alami. Penggunaan bumbunya terjamin kualitas dan keamanannya, tidak menggunakan MSG, tanpa pengawet dan pewarna sintetik, serta penggunaan garam dan gula yang sangat dibatasi. Proses memasaknya pun menggunakan suhu dan waktu yang sudah diperhitungkan. Untuk menggoreng camilannya butuh waktu sekitar 10–25 menit dengan suhu sekitar 200–230° Celsius. Khusus untuk keripik tempe menjadi yang paling lama proses memasaknya, memakan waktu hingga 30 menit.

Sebelum meluncurkan produk ke pasar, tim Gorangin melakukan riset dan uji coba terhadap berbagai jenis gorengan tradisional. Salah satu tantangan utama adalah proses memasak menggunakan air fryer yang menghasilkan tekstur berbeda dari metode menggoreng biasa. Akhirnya, dipilihlah empat varian awal yang mampu bertahan dalam uji cita rasa dan tekstur. Yaitu Molennyaman (molen), Risol Sama Sisi (risol dengan isian wortel dan kentang), Tempetizer (keripik tempe), dan Ubi-ubi Manja (bola ubi). 

Khusus untuk produk berbahan tempe, tim Gorangin mengaku menghadapi tantangan unik saat memilih beberapa camilan berbasis tempe untuk dijadikan produknya. Mendoan sebagai salah satu gorengan tempe paling popular, ternyata tidak cocok diproses dengan air fryer karena perubahan rasa yang drastis. Oleh karena itu, tidak ada menu mendoan yang dijual. Tetapi ada varian keripik tempe (tempe chips) yang diiris tipis dan dibumbui dengan rempah-rempah khas untuk mempertahankan rasa gurih yang disukai masyarakat.

Hadirnya produk Gorangin ini pun berhasil menarik minat seorang food influencer, Cherlie Andriani. Ia pun telah mencicipi Gorangin, camilan tanpa minyak yang lebih sehat tanpa mengorbankan rasa. “Solusi banget buat yang suka gorengan tapi nggak mau merasa terlalu bersalah. Tempetizer rasanya renyah, mirip seperti tempe chips pada umumnya. Untuk molennya, meski agak beda dari molen yang digoreng dengan minyak, tapi teksturnya tetap renyah dan lembut. Kalau blind test, mungkin nggak akan terlalu ketahuan bedanya. Sedangkan bola ubinya di dalamnya padat tapi lembut, manisnya pas, terasa ubinya pilihan dan kualitas tinggi. Inovasi Gorangin ini penting banget dan sangat bagus untuk mengajak masyarakat hidup lebih sehat dengan cara yang tetap nikmat,” komentar Cherlie saat mencicipi produk Gorangin.

Kehadiran Gorangin sebagai gorengan tanpa minyak ini merupakan langkah penting di dunia kuliner saat ini. Apalagi jika teknologi menggunakan air fryer dapat terus berkembang di Indonesia. Maka produksi camilan tanpa minyak ini bisa semakin efisien, cepat, dan terjangkau. Ke depannya Gorangin bisa dijadikan camilan pilihan yang lebih sehat sekaligus menjadi bagian dari gaya hidup baru.

cns news

SUBSCRIBE TO OUR MONTHLY NEWSLETTER TO GET THE LATEST UPDATES.